MEDITASI
Meditasi yang saya lakukan bertujuan untuk melatih jiwa agar menjadi lebih tentram dan bijaksana. Meditasi sudah lama sekali dikenal oleh manusia, misalnya saja dalam ajaran Buddha maupun Hindu hal ini menjadi suatu kebiasaan untuk dilakukan. Diluar agama Budha dan Hindu meditasi juga dikenal. Pada dasarnya semuanya bertujuan untuk mengendalikan pikiran sehingga menjadi tenang. Dengan pendekatan ilmu barat gelombang otak orang yang melakukan meditasi dapat diidentifikasi dengan peralatan, dikatakan seorang yang melakukan meditasi dan mencapai suatu kondisi yang amat tenang ternyata gelombang otaknya masuk dalam tingkat alpha, bahkan bisa menjadi gelombang theta. Gelombang otak manusia dalam kegiatan sehari-hari adalah pada tingkat betha.
Meditasi yang saya lakukan adalah suatu cara untuk mengenal diri (dan juga mengendalikan pikran) sekaligus mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa secara batin,. Sistim meditasinya saya sebut sebagai meditasi mijil, Tujuan utama dari meditasi mijil ialah mendekatkan diri kepada Tuhan dan belajar mengerti kode-kode alam semesta yang diberikan kepada manusia. Jadi meditasi mijil adalah salah satu sarana umat manusia untuk kembali kepada Tuhan karena manusia berasal dari Tuhan dan kepadaNYA manusia akan kembali. Meditasi mijil bukan suatu aliran, tetapi sifatnya adalah universal dimana semua agama dan aliran bisa masuk.
Inti daripada sukma adalah zat Allah. Zat inilah yang akan membawa manusia kepada Allah bila saatnya tiba. Zat Allah ini merupakan sarana pegangan yang ampuh. Zat ini bisa membuka sendiri dengan karunia Allah.
Dalam kehidupan ini zat Allah dibungkus oleh nafsu (karma ?) dan masih dibungkus lagi oleh jasmani, jadi letaknya sangat dalam/tersembunyi sehingga pengaruh positifnya tertutup. Dengan teknik mijil unsur yang tertutup membuka diri dari dalam. Dengan inilah manusia bisa mengadakan hubungan dengan Tuhan Yang Maha Suci.
Teknik meditasi mijil mengakibatkan seseorang bisa dalam keadaan online dengan zat suci yang ada dalam dirinya sehingga dia akan dituntun oleh sesuatu yang suci dalam dirinya. Pada dasarnya setiap manusia suci ketika masih bayi (dan ini berasal dari zat Tuhan), masih ingat apa yang ditiupkan olehNYA ketika janin masih dalam perut seorang ibu. Banyak istilah untuk menamakan sesuatu ang suci dalam diri manusia, ada yang mengatakan roh, sukma, roso ataupun lainnya. Silahkan saja saudara menamakan apa saja, bagi saya itu bukan menjadi masalah.
Manusia yang telah hidup lama maka sebagian besar hidupnya akan disibukkan dengan hal-hal yang bersifat lahiriah seperti terlibat dalam mencari makan, kehidupan berkeluarga, bermasyarakat dan sebagainya. Ketika manusia sibuk memikirkan kebutuhan duniawi maka setiap akibat perbuatannya akan terakumulasi dalam jiwa, semakin lama dan banyak manusia memikirkan kebutuhan duniawi maka semakin tebal zat yang suci dalam dirinya terbungkus. Dengan kata lain semakin jauh dari fitrah sucinya. Begitu besar pengaruh lingkungan akan membentuk ke ”aku”annya, sehingga manusia menjadi pribadi yang unik dan golongan yang terkotak-kotak. Bahkan yang lebih parah banyak yang sudah lupa pada jati dirinya sebagai mahluk Tuhan.
Banyak cara yang dilakukan oleh manusia untuk mencari zat suci yang ada dalam dirinya, misalnya cara yoga yang berkembang di India, meditasi Zen yang berkembang di Jepang, jalan tarekat/sufisme di Timur Tengah, aliran kepercayaan di Nusantara dan masih banyak lagi di segala penjuru dunia. Teknik yang dikembangkan juga bermacam-macam, misal dengan berzikir/wiridan, puasa, tirakat ditempat-tempat sepi seperti di gunung dan disungai dan lain-lain.